Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ81GQSdTa5ni_TMluLEeMYmUUV8bBR1qKRCxCkWWIF7dJDFr3pXlRfwW6JyZ90xf4t8T4jqoO3MNfbS7E2fW70JYegba4erinQIv9I1aVmSl2-f7Yhx6yZmVo9xLLpNuZAQ_bf35TM0g/s1600/Picture1.pngSering kali entah berapa banyak kita bermimpi akan apa yang kita harapkan (kesuksesan). Bahkan, mimpi kita yang terlalu jauh atau impian kita yang terlalu banyak, membuat kita bingung merealisasikan dan memprioritaskannya. Suatu ketika ada orang sukses (terlihat dari apa yang mereka punya) lalu kita berpikir bahwa dia sukses karena kerja kerasnya. Secara logika memang benar. Namun apakah kita selalu berpikir bahwa kesuksesan seseorang tidak akan berbuah jika tidak disertai doa dan tawakal?

Sesuai dengan tulisan kali ini, usaha tanpa doa adalah kesombongan dan doa tanpa usaha adalah kesia-siaan. Lalu bagaimana konteks usaha dan berdoa dalam dunia pendidakan islam, dimana seorang pelajar dituntut tidak hanya mahir dan cakap dalam kognitif tetapi juga dia harus pandai menjadi seorang pribadi yang muslim, yang selalu mengedepankan etika dan ruh islam pada sikap dan prilaku yang ia munculkan di tengah-tengah masyarakat. Seorang pelajar yang mengalami kegagalan dalam ujian sekolah boleh jadi dikarenakan buka hanya pada aspek lemahnya daya nalar dan telaah terhadap pelajaran, tetapi juga sangat ditentukan oleh kehebatan etika dan akhlak baik kepada Allah atau kepada sesama manusia dimana ia berinteraksi dan bergaul.
Kita baru saja mengetahui bahwa belum lama para siswa dari semua tingkatan (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA, tidak terkecuali siswa/i MTs Al-Hamid. UN di semua tingkatan pada tahun ini mengalami penurunan dari segi hasil nilai, bahkan pemerintah dalam hal ini kemendikbud memberikan kelonggaran kepada para siswa yang memiliki nilai hasil ujian yang rendah dengan menurunkan batasan minimal bagi sekolah-sekolah lanjutan untuk menerima para siswa yang memiliki nilai yang rendah.
Pengalaman tahun ini menjadi sejarah perjalanan dalam dunia pendidikan nasional, tetapi yang menjadi tulisan  ini adalah bagaimana menyikapi "kegagalan" anak dalam UN dalam perspektif agama, dimana agama mengajarkan untuk menerpakan dan menjalankan dua hal penting yaitu; DOA DAN USAHA"
Ketika kita berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan tetapi kita lupa tidak berdoa (meminta) adalah kesombongan. Sebab harus diingat, dari manakah datangnya kesuksesan jika tidak dari Allah Maha Pemberi Rezeki. Dan jika pun kita hanya berdoa tanpa berusaha adalah kebodohan dan kesia-siaan. Sebab “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11. 

Dalam mewujudkan impian kita butuh keduanya (doa & usaha) diakhiri dengan tawakal (berserah diri pada Allah). Sebab doa & usaha adalah modal kita. Seperti kita memancing, kita butuh mata kail dan umpan. Jika kita ibaratkan, doa adalah mata kailny sedangkan usaha adalah umpan kita. Jika kita ingin mendapatkan ikan salmon tentunya kita tidak bisa menggunakan mata kail biasa dengan umpan seekor cacing, bukan? Begitupun dengan kesuksesan. Jika kita ingin mendapatkan kesuksesan yang besar, doa dan usaha pun harus sebanding dengan apa yang kita inginkan. 

Doa dan usaha adalah modal kita, tinggal bagaimana kita membuat keduanya menjadi berkualitas. Untuk hasilnya bertawakal saja. Sebab Allah Maha Mengetahui dan sering kali apa yang kita inginkan pun belum tentu kita butuhkan dan bermanfaat. :)
Doa dan usaha adalah 2 istilah yang sangat terkait antar satu dengan lainnya. Dengan kata lain antara doa dan usaha adanya unsur saling mempengaruhi. Sehingga ada pendapat ulama yang mengatakan ” Doa tanpa usaha, akan sia sia “, begitupula ” usaha tanpa doa, juga akan sia-sia pula “. Doa yang berarti memohon atau meminta sesuatu kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Baik itu berupa keteguhan iman, keselamatan / kesehatan, kebahagian hidup dunia akhirat, keberkahan rezeki, ilmu yang bermanfaat dan sebagainya. Doa merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT, yang hukumnya wajib atas setiap muslimin / muslimat. Bagi mereka yang tidak mau berdoa, mereka termasuk orang yang sombong.
Usaha atau ikhtiar adalah segala aktivitas manusia dalam rangka memenuhi atau mencapai kebutuhan tertentu. Usaha / Ikhtiar wajib dilakukan oleh semua manusia, sebab idak semua kebutuhan manusia dapat diperoleh tanpa usaha atau secara langsung. Memang ada beberapa pemberian / nikmat Allah SWT, yang secara langsung kita dapat menikmatinya tanpa usahapun. Seperti menghirup udara segar, melihat ciptaan Allah SWT yang begitu agung dialam semesta ini serta nikmat mengunakan panca indera lainnya.
Islam secara tegas mengajarkan bahwa segala hasil yang diraih oleh manusia adalah sesuai dengan usaha dan jerih payahnya. Manusia yang selalu berusaha (bekerja) dengan sungguh-sunguh karena Allah SWT pasti akan menuai hasil usahanya itu. “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, kamu pasti akan menemuinya,(QS al-Insyiqaq[84]: 6).
Doa menjadi bagian penting dalam setiap usaha manusia. Berdoa berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala usahanya. Doa bisa diartikan sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang Maha tinggi. Orang yang tidak mau berdoa kepada Allah bisa dikatakan orang yang takabur (sombong) karena tidak menempatkan Allah sebagai penentu segalanya (QS al-Mu’min [40]: 60). Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT sangat murka kepada orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya,” (HR Ibnu Majah).
Sejatinya, tujuan berdoa adalah meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri. Ibn Atha’illah dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan, “Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), Allah akan memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita.”
Manfaat doa begitu besar dalam kehidupan manusia. Dengan doa, kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan, dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya manusia setelah seharian melakukan usaha (ikhtiar).
Walaupun tak terlihat hasilnya, doa harus terus dipanjatkan karena di balik doa tersimpan rahasia Allah yang amat mengagumkan. Ada cerita menarik di zaman Nabi SAW. Suatu hari, seorang ibu ditanya anaknya yang sedang sakit, “Mengapa doa ibu tidak dikabulkan?” Sang ibu kemudian menjawab, “Barangkali Allah ingin memberi pahala lebih banyak kepadamu karena orang yang sedang dicoba Allah dengan penyakit berat, ia bersabar dan berdoa kepada Allah, akan diberinya pahala, atau dosamu diampuni-Nya. Bacalah doa yang masih kau hafal, ayat singkat, atau mohon dengan bahasamu sendiri.”
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,” (QS Al-Baqarah 186). Wallahu a’lam


Komentar