6 nasehat imam ghozali

1. APA YANG PALING DEKAT

Yang paling dekat dengan manusia adalah “Al-maut” kematian.

Firman Allah :



Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.



“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.


Untuk itu penulis kitab “Ihya’ Ulumudin” memberikan nasehat kepada para murid-muridnya untuk selalu mempersiapkan waktu yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita. Kita harus selalu mempunyai bekal untuk menghadapi al-maut yang datangnya tidak akan kita sangka dan kita duga, akan tetapi tanda-tanda tersebut seringkali telah ada pada diri kita. Apa misalnya ?

a. Tubuh yang tadinya kuat, kekar, tegap, sekarang menjadi lemah, renta.

b. Daya ingat kita yang tadinya mampu mengingat-ingat hal-hal yang serumit apapun, sekarang sudah menjadi mudah lupa atau bahkan menjadi pikun.

c. Rambut kita yang tadinya hitam pekat, tanpa terasa sudah menjadi putih.

Jangan sampai tatkala al-maut menjemput kita belum siap bahkan kita berkata :



“Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?”

Dan sebaik-baiknya bekal adalah “taqwa”.



“Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.


2. APA YANG PALING JAUH

Yang paling jauh bagi manusia adalah “Masa lalu”

Waktu yang telah lalu tidak dapat kita ulangi, sedetik sekalipun tidak akan dapat kita untuk mengulanginya, meskipun dengan menggunakan teknologi secanggih apapun, kecuali orang Indonesia ……….. dalam sinetron “lorong waktu”.

Untuk itu Syaikh Al-Hujjah memberikan nasehat kepada murid-murid beliau untuk selalu memperhatikan waktu.

Penulis kitab “Ar-Risalah” Imam As-Syafi’I pernah berkata : “Cukuplah kiranya Allah SWT. menurunkan satu surat saja yaitu Al-‘Asyr”.

Beliau menjelaskan betapa pentingnya waktu bagi ummat Islam, bahkan Allah SWT. dalam surat tersebut bersumpah dengan waktu (Wal ‘asyr, demi waktu). Dan Allah menegaskan manusia itu akan sangat merugi apabila tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, kecuali orang-orang yang menggunakan waktunya untuk selalu beriman kepada Allah, dan selalu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat. Dalam Islam orang yang paling baik adalah yang banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat (“Khoirunnas an fa’uhum linnas”), baik kontribusi berupa harta, pemikiran, tenaga atau apapun yang kita miliki demi kemaslahatan manusia.

Rasulullah SAW., bersabda :

“Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, rugilah ia”.

Hadits ini memberikan motivasi kepada kita, bahwa seorang muslim yang amalnya sama dengan hari kemarin, akan tetapi selalu dan selalu memperbaiki dan meningkatkan amal kita pada hari ini.

Rasulullah SAW., bersabda :

a. Khoirunnas, man thola ‘umruhu wakhoiruhu ‘amaluhu

Sebaik-baiknya manusia adalah yang umurnya panjang dan amalnya pun baik (khoir).

b. Wa syarrunnas, man thola ‘umruhu wasyarru ‘amaluhu

Dan seburuk-buruknya manusia adalah yang amalnya buruk (syarr).

Semoga kita mampu menggunakan sisa usia atau waktu yang Allah berikan kepada kita untuk selalu kita isi dengan segala perbuatan kebajikan, karena kebajikan yang kita perbuat akan mampu menghapus dosa-dosa atau keburukan-keburukan yang telah kita lakukan baik yang kita sengaja ataupun yang tidak kita sengaja selain dari menyekutukan Allah.

Firman Allah :



“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”


3. APA YANG PALING BESAR

Yang paling besar menurut Imam Al-Ghazali adalah “Hawa Nafsu”.

Rasulullah SAW., bersabda :

“La yu’minu ahadukum hatta yakuna hawahu taba’an lima ji’tubih, (tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan”.

Jadi, indikasi kesempurnaan iman seseorang diantara kita adalah tatkala kita selalu mendahulukan hal-hal yang telah Rasul ajarkan, baik mengenai aqidah, ibadah, ataupun muamalah.

Umar al-faruq berkata : “lautan itu ada empat. Pertama, hawa nafsu adalah lautan dosa. Kedua, nafsu adalah lautan syahwat. Ketiga, kematian adalah lautan umur. Keempat, kubur adalah lautan penyesalan”.

Di sini Umar al-faruq menjelaskan dengan gamblang, bahwa orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya sudah jelas akan masuk ke dalam lautan dosa.

Kita berdoa kepada Allah, semoga ibadah shaum yang kita lakukan mampu menjadi al-junnah, perisai terhadap hawa nafsu yang merupakan lautan dosa.



4. APA YANG PALING BERAT

Yang paling berat bagi manusia menurut tokoh sufi ini adalah “Amanah”

Allah berfirman :



“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

Kadang-kadang kita mudah sekali menyepelekan amanah yang telah diberikan Allah SWT. kepada kita. Seperti yang Allah firmankan :



Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Belum lagi amanah-amanah yang lain, yang seringkali kita lalaikan, terutama adalah amanah “Iman dan Islam” yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

Kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat orang munafiqun, apabila diberi amanah mereka menghianatinya dengan tanpa ada rasa penyesalan.

Ada seseorang menitipkan salam kepada kita untuk disampaikan kepada orang lain, itu adalah amanah dan mesti kita tunaikan dengan sebaik-baiknya. Kecuali amanahnya berat, misal (kita sedang musafir) : tolong sampaikan salam untuk saudara-saudara kita yang ada di Jakarta. Kita meski menolaknya, kan tidak mungkin setiap kita bertemu dengan sesama muslim kita katakan “Anda dapat salam dari si fulan”. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyampaikan amanah tersebut. Ini hanya sebuah ilustrasi, akan tetapi kalau kita cermati. Hal seperti ini sudah menjadi lumrah di masyarakat, padahal konsekuensi dari amanah tersebut sangat berat.


5. APA YANG PALING RINGAN

Yang paling ringan adalah “Meninggalkan Shalat”

As-Syaikh Imam Al-Ghazali, memberikan nasehat yang berharga kepada kita, bahwa yang paling ringan yang sering dilakukan oleh orang muslim adalah meninggalkan shalat. Ini seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW :

“Satu persatu ikatan Islam akan terlepas, yang pertama kali terlepas adalah ikatan pemerintahan Islam (kekhalifahan), dan ikatan yang terakhir lepas adalah perkara shalat.”

Allah berfirman :



“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,…”

Allah akan memasukkan ke dalam neraka-Nya yaitu neraka Wail kepada orang yang shalat tetapi ia tetap lalai dalam kesempurnaannya.

Kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat orang munafiq, yang Allah abadikan dalam Surat Nisa ayat 142 :



“…dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Kitapun berlindung kepada Allah dari sifat yang disinyalir oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya :

“Man tarokash sholatan’amdan faqod kafaro jiharo”

“Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka sesungguhnya ia telah kafir yag sesungguhnya.”

Mari kita berdo’a kepada Allah semoga qiyam yang kita lakukan selama Ramadhan 1427 H didasari oleh rasa “imanan wahtisaban” dengan penuh keimanan dan mengharap keridhoan Allah, ganjarannya adalah akan dihapuskannya dosa-dosa kita. Aminn.

6. APA YANG PALING TAJAM

Yang paling tajam menurut Syaikhul Hujjah Imam Al-Ghzali adalah “Al-Lisan lidah”

Memang lidah tidak bertulang, demikian peribahasa menyebutkan, akan tetapi dampak dari lisan atau lidah sangatlah besar. Luka akibat sayatan pedang dapat sembuh dengan cepat, luka akibat ucapan yang menyakitkan sangatlah sulit dan lama untuk disembuhkan.

Pada zaman Rasulullah ada seorang wanita yang meninggal, kemudian Rasulullah bersabda :”Hiya ahlun naar.” Dia penghuni neraka. Para sahabat bingung dan kaget, karena selama hidupnya wanita tersebut sangat terkenal wanita yang ‘abid, taat beribadah. Tetapi mengapa Rasulullah mengatakannya dia ahlun neraka. Setelah diselidiki, ternyata selama hidupnya wanita yang ‘abid tersebut tidak dapat menjaga lisannya, sehingga para tetangganya sering tersakiti oleh tutur katanya.

Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“2 hal yang akan menjerumuskan manusia ke dalam neraka.”

Salah satunya adalah diantara 2 bibirnya, yaitu lidahnya.

Kita memohon perlindungan kepada Allah dari segala tutur kata atau ucapan yang tidak berguna, yang dengannya ibadah shaum kita menjadi tiada bernilai di sisi Allah. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga.”


Wallahu a’lam bish showab

Komentar